Senin, 30 Januari 2012

8 KAIDAH BEKERJA DI RUMAH







work-at-homeBisa bekerja di rumah menjadi impian hampir semua orang. Karena itu banyak yang memutuskan untuk mengelola bisnis rumahan. Tapi sayangnya, tak semua orang bisa melakukannya secara efektif. Ada banyak gangguan yang mampu memperlambat kinerja ataupun laju keberhasilan usaha Anda. Berikut adalah 8 kaidah yang dapat membuat Anda tetap produktif bekerja di rumah seperti yang dilansir dari laman eHow.

Tetap fokus dan produktif selama hari kerja bisa tercapai asalkan Anda memiliki ruang kerja pribadi. Pilih ruang yang nyaman untuk bekerja. Jika kamar Anda memiliki ruang yang sangat luas, ruang itu bisa diubah menjadi ruang kerja yang ideal. Tapi bila tidak, ciptakan sendiri ruang kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan Anda.

Ciptakan jam kerja
Perlakukan bisnis rumahan Anda selayaknya pekerjaan profesional dengan jam kerja kantoran agar bisa produktif. Ciptakan jam kerja yang telah disesuaikan dengan pekerjaan rumah tangga dan gunakan jam kerja tersebut seoptimal mungkin.

Rancang jadwal
Buat jadwal atau daftar tugas harian. Tanpa itu, Anda berisiko membuang-buang waktu yang berharga. Jadwal harian ini bisa membantu Anda untuk senantiasa fokus dan dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat. Tetapkan juga berapa lama Anda ingin menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan yang terdapat dalam jadwal harian.

Istirahat
Seperti bekerja di kantoran, Anda juga membutuhkan waktu untuk istirahat jadi tetapkan jam istirahat Anda agar bisa terus konsentrasi. Sebagai contoh, jika Anda bekerja selama 2 jam maka Anda bisa menetapkan waktu untuk istirahat selama 20 menit. Waktu istirahat ini juga dapat dipergunakan untuk menyambi pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menjemput anak dan lainnya.

Hitung pengeluaran
Menjalankan bisnis di rumah menyebabkan serangkaian tagihan membengkak seperti tagihan listrik, telepon dan lainnya. Hitung pengeluaran bisnis dan pisahkan dengan pengeluaran rumah tangga. Sisihkan juga pengeluaran untuk membeli perlengkapan bisnis seperti komputer, kertas, printer, dll.

Batasi berselancar di dunia maya
Browsing di dunia maya bisa menurunkan produktivitas bisnis Anda. Apalagi bila hanya sekedar “cuci mata” dengan melihat produk atau informasi yang tak berhubungan dengan bisnis. Bagi Anda yang mengelola bisnis online, gunakan waktu seefisien mungkin dalam menjalani bisnis. Lakukan hal krusial terlebih dahulu seperti memeriksa surat elektronik, memeriksa transaksi via internet dal sebagainya.

Mempekerjakan asisten
Ketika bisnis berkembang dan Anda merasa kesulitan mengelolanya, sudah waktunya untuk mempekerjakan asisten. Anda bisa mempekerjakan asisten untuk menangani rumah tangga sehingga bisa lebih fokus mengembangkan bisnis atau Anda bisa hire pegawai yang bisa dipercaya untuk menangani pekerjaan dalam bisnis Anda.

Belajar untuk berkata “tidak”
Ketika teman dan kerabat dekat mengetahui bahwa Anda bekerja dari rumah, mereka mungkin akan mulai menelpon untuk meminta bantuan, seperti menjemput anak mereka dari sekolah, menjaga anak selepas sekolah dan setumpuk tugas lainnya. Memang tak ada salahnya membantu orang-orang yang Anda sayangi tapi bila permintaan mereka memengaruhi kinerja atau bisnis Anda, tak ada salahnya pula untuk menolak. (fkr)

Sabtu, 28 Januari 2012

4 Tips Tingkatkan Peforma Layanan Pelanggan







cust_ser1111Layanan pelanggan merupakan satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bisnis Anda. Dengan meningkatkan peforma layanan pelanggan Anda, dapat dipastikan bisnis berjalan pada jalur yang telah ditentukan.

Dalam bisnis, kepuasan pelanggan merupakan kekuatan di samping pemasaran. Untuk meningkatkan peforma layanan pelanggan, Anda dapat memenerapkan tips-tips yang kami sadur dari ehow.com berikut ini:

1. Pekerjakan orang yang senang berhubungan dengan orang lain

Beberapa orang merasa nyaman bekerja berhubungan dengan mesin dan komputer, sementara beberapa orang lain merasa lebih nyaman bekerja jika berhubungan dengan orang lain. Pastikan Anda mempekerjakan orang yang sesuai. Orang yang gemar berhubungan dengan orang lain cenderung lebih bisa berlaku ramah dan mempunyai empati untuk orang lain.

2. Adakah pelatihan yang teratur

Program pelatihan layanan pelanggan adalah hal yang penting. Program ini seringkali berupa "aturan main" yang berisi beberapa skenario yang mencerminkan situasi sesungguhnya di lapangan. Pelatihan seperti ini mampu untuk mendorong perilaku yang lebih peduli kepada pelanggan.

3. Berikan wewenang

Berikan wewenang yang cukup untuk semua karyawan yang bekerja di divisi layanan pelanggan untuk mengambil keputusan tertentu, tanpa harus melibatkan manajemen yang lebih tinggi. Panduan layanan pelanggan yang jelas dan rinci diperlukan dalam hal ini. Ketika karyawan mampu mengambil keputusan dengan cepat dan baik, pelanggan pun akan terlayani dengan lebih baik dan cepat.

4. Beri ruang kepada pelanggan untuk memberikan masukan

Anda bisa mengadakan survei dengan tujuan mengumpulkan opini dan saran pelanggan. Para pelanggan Anda biasanya akan senang memberikan saran-sarannya.

Rabu, 25 Januari 2012

TIPS MEMBANGUN LAYANAN PELANGGAN MELALUI SOCIAL MEDIA







Terima kasih kepada media sosial, sekarang pelanggan memiliki pilihan lebih dari sebelumnya. Bahkan kini kita sering melihat banyak orang melakukan keluhan lewat social media, baik itu di Twitter maupun Facebook.

Customer_ServiceSebelumnya, ketika pelanggan ingin berdiskusi tentang suatu produk atau layanan, mereka akan menghubungi call center dan masalah mereka akan diselesaikan secara pribadi.

Hanya pelanggan dan perusahaan yang akan mendengar keluhan atau pujian Anda. Namun sekarang, beragam isu ini dimuat secara terbuka menjangkau para pembeli potensial dalam jangkauan publik yang lebih luas.

Di masa kini, sebuah keluhan dari pelanggan di social media dapat berpengaruh dan memberi efek yang lebih besar pada reputasi perusahaan Anda, jika admin dari social media Anda tidak segera memberi jawaban dan solusi pada pelanggan.

Lebih lanjut lagi, percakapan di social media juga dapat digunakan sebagai sistem peringatan awal untuk isu yang berkembang sekitar produk dan layanan perusahaan.

Bagi Anda, pekerja di divisi customer care yang ingin membangun layanan pelanggan melalui social media, berikut beberapa saran dari Pieter Lydian, Direktur dan Country Manager Dell Indonesia seperti yang dikutip dari detikInet :

1. Pilihlah perantara yang tepat untuk demografi Anda: Sebelum membuat sebuah forum untuk customer support, evaluasi dulu target market Anda untuk menentukan media sosial apa yang paling cocok untuk menjangkau mereka.

Supportforum dan discussion board dapat menjadi sarana untuk menawarkan solusi ke publik dan menghubungkan konsumen dengan para ahli, baik di perusahaan maupun para konsumen dan suporter Anda.

Twitter memiliki volume yang besar dengan kurang dari atau 140 karakter dengan berbagai kesempatan untuk berhubungan 1:1 dengan berbagai pihak tentang brand, produk maupun layanan Anda.

Media sosial seperti Facebook juga menawarkan kesempatan yang baik untuk berhubungan dengan anggota komunitas Anda. Para konsumen Anda telah memilih jaringan media sosialnya masing-masing dan penting bagi Anda sebagai pelaku usaha untuk menjangkau para konsumen dimanapun media sosial pilihannya.

2. Memusatkan pendekatan Anda: Pada mulanya, di Dell global hanya ada 20 pegawai yang memiliki akun Twitter, tidak semuanya efektif dijalankan. Ketika kami memiliki sejumlah pegawai yang terfokus ke Twitter untuk menjawab pertanyaan dan meneruskan masalah dan keluhan konsumen ke departemen yang sesuai, hal ini menyebabkan jam kerja yang tidak efisien dan bukanlah jalan terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Untuk itulah kami meluncurkan @DellCares guna membantu konsumen mencari jalan keluar dari masalah mereka dan hasilnya kami berhasil membantu lebih dari 1.400 orang di bulan pertama setelah peluncurannya. Memiliki proses tweeting yang tersentralisasi merupakan kunci yang menentukan kesuksesan dan mencegah kebingungan di dalam perusahaan.

3. Personalisasi adalah kunci: Ketika Anda berhubungan dengan konsumen, sangat penting untuk terkoneksi dengan mereka secara personal. Orang akan merespon orang, brand akan kehilangan kredibilitasnya dengan cepat apabila diketahui komunikasi yang Anda jalankan berasal dari robot.

Oleh karenanya, setiap customer support representative yang menjalankan @DellCares memiliki inisial nama dan foto tampak muka mereka di halaman profil @DellCares dan setiap tweet ditandai sehingga konsumen mengetahui mereka berbicara dengan siapa dan tweet mereka terlihat dengan jelas.

4. Ini adalah usaha bersama: Memberikan layanan konsumen melalui media sosial membutuhkan kerjasama antara customer service, marketing dan product development untuk menangani beragam permasalahan.

Supaya dapat merespons dengan efektif masalah-masalah yang terjadi via media sosial, tim customer service Anda perlu terlatih dengan brand messaging perusahaan dan panduan menghadapi konsumen secara menyeluruh.

Apabila respons yang mereka berikan tidak sejalan dengan tujuan brand yang lebih besar, hal ini bisa menciptakan kekacauan dan akibatnya konsumen tidak akan lupa dan berdampak pada kepuasaan konsumen.

5. Menggunakan media sosial sebagai pelengkap, bukan pengganti: Media sosial tidak akan menggantikan perangkat pendukung konvensional, hal ini membuka jalan bagi pelaku usaha untuk terhubung secara real-time dengan konsumennya di tempat dimana meraka sudah memiliki percakapan.

Walaupun Twitter bagus untuk mencari konsumen dan menjangkau mereka lebih dekat, 140 karakter di dalamnya menjadi halangan untuk berdialog lebih panjang sehingga terkadang percakapan perlu dipindahkan ke medium yang lebih sesuai. Setelah masalah terselesaikan, kemudian buat kesimpulan secara publik di medium sebelumnya.

6. Tentukan proses responsnya dan pastikan untuk menindaklanjuti: Hanya karena media sosial dijalankan secara real-time tidak berarti setiap masalah harus ditindaklanjuti secara instan.

Anda harus mengambil waktu untuk memahami masalahnya dan memikirkan tanggapan untuk memberikan solusi yang optimal. Jangan lupa untuk mengakui keluhan konsumen dan pastikan mereka bahwa Anda sedang berupaya memecahkan masalahnya.

Pastikan mereka tetap mendapat perkembangan selama proses berlangsung dan setelah masalah terselesaikan, kontak mereka secara langsung untuk memastikan mereka betul-betul puas dengan layanannya. Hal ini menggambarkan bagaimana Anda memperhatikan konsumen sebagai pribadi dan bukan hanya untuk menghilangkan komentar publik yang negatif.

Melalui media sosial, konsumen menemukan sarana untuk bersuara dan semakin gencar menggunakannya sebagai media pendukung. Mengeluarkan tweet untuk meminta bantuan membutuhkan langkah lebih mudah dibandingkan dengan mengirim e-mail atau menghubungi layanan bantuan sehingga mereka dapat memperoleh tanggapan lebih cepat.

Minggu, 22 Januari 2012

KIAT SUKSES MENJADI MOMPRENEUR

MompreneurAnda adalah ibu rumah tapi ingin menambah penghasilan. Atau, Anda adalah seorang ibu sekaligus pekerja kantoran yang ingin memiliki waktu luang lebih dengan keluarga tapi tetap ingin mempunyai penghasilan sendiri. Bagaimana caranya? Mudah. Jadilah mompreneur.








Menjadi ibu rumah tangga sekaligus pelaku bisnis sebenarnya tak sulit. Yang perlu ditekankan adalah sama seperti pebisnis lainnya, menjadi mompreneur yang sukses juga tak bisa dalam sekejab. Butuh proses dan pembelajaran. Dan semakin cepat Anda terjun ke jagat entrepreneurship, semakin cepat pula Anda belajar dan berkesempatan mencapai puncak kesuksesan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjadi mompreneur.

Melakukan berbagai macam persiapan
Persiapan juga wajib dilakukan meski bisnis Anda berskala rumah tangga. Persiapan itu sendiri mencakup :
  1. Mental; menjadi mompreneur juga membutuhkan mental baja yang kuat. Rintangan dan masalah akan silih berganti berdatangan. Sebagai entrepreneur sekaligus ibu rumah tangga, Anda harus mempersiapkan mental tangguh. Jangan sampai kesulitan dalam berbisnis kelak berpengaruh pada kehidupan keluarga yang berefek pada keretakan dalam berumah tangga.
  2. Skill; keahlian merupakan salah satu modal entrepreneur. Sayangnya, masih banyak entrepreneur yang belum menyadari bahwa talenta yang dimilikinya itu bisa mendatangkan rejeki. Karena itu, gali bakat serta kemampuan yang Anda miliki dan jadikan itu passion dalam berbisnis.
  3. Modal; dalam hal ini modal yang dimaksud adalah uang. Selayaknya ibu rumah tangga, Anda pasti memiliki tanggung jawab mengelola keuangan rumah tangga. Nah, agar tak terjadi kesalahan yang kelak bisa Anda sesali, pisahkan uang untuk kebutuhan rumah tangga dengan uang untuk berbisnis. Modal untuk berbisnis ini bisa diperoleh dari tabungan pribadi atau lembaga keuangan. Jika ingin menggunakan tabungan keluarga sebaiknya minta ijin suami terlebih dahulu dan tanamkan bahwa Anda meminjamnya sehingga Anda semakin termotivasi hasilkan uang untuk mengembalikannya lagi.
  4. Tempat; walau dioperasikan dari dan di rumah tapi mompreneur juga memerlukan ruang privasi untuk bekerja. Dengan begitu, ia bisa lebih mudah memilah antara kewajiban mengurus rumah tangga dan tanggung jawab mengelola bisnis.
  5. Waktu; pandai mengatur waktu adalah faktor paling krusial ketika Anda memutuskan menjadi mompreneur. Waktu untuk mengelola bisnis, waktu untuk keluarga, waktu untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, waktu untuk membangun networking dan sebagainya. Agar tak saling tumpang tindih dan adil, buatlah jadwal untuk memilah waktu tersebut.
  6. Relasi; salah satu kunci sukses berbisnis adalah berhasil atau tidaknya entrepreneur membangun dan menjalin relasi. Sebagai mompreneur, Andapun dituntut demikian.

Meminta dukungan keluarga
Dukungan dari keluarga bisa menjadi ‘vitamin’ penambah semangat dalam berbisnis. Meski Anda mengelola bisnis sendiri tanpa campur tangan suami atau kerabat dekat, tapi tak ada salahnya meminta saran atau pendapat dari mereka. Toh, mereka adalah orang-orang terdekat yang mengenal Anda lebih dalam dan lebih baik dari orang lain.

Menyiasati strategi untuk mengurus keluarga serta bisnis
Sudah tanggung jawab seorang ibu untuk mengasuh anak dan mengurus rumah tangga. Jika bisnis Anda masih dalam tahap merintis, mungkin Anda bisa membagi waktu antara keluarga dan bisnis tapi bila sudah semakin berkembang ada baiknya Anda mulai mencari asisten untuk membantu serta memperingan tugas-tugas yang harus Anda selesaikan.fkr

Kamis, 19 Januari 2012

MENGENAL STARTEGI BENCHMARKING







Istilah benchmarking (pembandingan) sudah banyak dikenal dan dipraktikkan, namun secara pasti dan baku terjemahan yang tepat dengan satu kata dalam bahasa Indonesia belum ditemukan.

benchmarkOleh karena itu, untuk sementara kita memakai dalam bahasa aslinya, Inggris. Benchmarking adalah teknik manajemen untuk mengukur performa atau hasil kerja, dengan membandingkannya dengan parameter atau ukuran terbaik yang dikenal di pasar dan biasanya ditunjukkan oleh perusahaan-perusahaan pemimpin pasar.

Gunanya adalah untuk memperbaiki kinerja perusahaan kita sehingga mendekati bahkan melampaui performa terbaik perusahaan di mana kita memperbandingkan diri, sehingga dengan demikian kita dapat berharap untuk menggantikan perannya menjadi pemimpin pasar. Oleh karena perannya itu, benchmarking menjadi sebuah alat yang efektif dalam konteks TQM (total quality management).

Pertanyaannya, faktor atau business driver apa saja yang memerlukan benchmarking, mengingat begitu banyak faktor dalam bisnis? Paul Spenley, seorang ahli benchmarking, penulis buku, "Riding the Revolution" bersama Robert Heller, menyebutkan ada lima tingkat benchmark:

1. Strategic benchmarking–dimanfaatkan untuk mendorong perbaikan yang terus menerus (continuous improvement) dan mempertajam strategi korporat secara keseluruhan,
2. Competitive benchmarking–dimanfaatkan untuk menyamai dan melampaui pesaing utama yang langsung,
3. Customer benchmarking–pemahaman para konsumen dan pelanggan terhadap perusahaan dibandingkan dengan perusahaan sejenis,
4. Financial benchmarking–dipakai untuk mengukur kembalinya investasi (return on investment) dibandingkan dengan perusahaan sejenis,
5. Best practice benchmarking–untuk mengukur output dengan waktu dan biaya dibandingkan dengan perusahaan sejenis.

Dalam praktiknya tentu tidak mudah terlebih dalam memperoleh data perusahaan yang dijadikan target perbandingan. Paul secara rinci menguraikan lebih jauh lima tingkat benchmarking tersebut:
Strategic benchmarking, mengukur dan membandingkan aspek-aspek kunci yang berkaitan dengan pemenuhan terhadap keinginan atau harapan konsumen dan/atau pelanggan.

Dalam konteks ini yang harus dicapai adalah bagaimana perusahaan melakukan operasional mereka untuk meningkatkan keunggulan persaingan yang berfokus kepada konsumen atau pelanggan. Salah satu
tool yang biasa dipakai adalah diagram fish-bone.

Competitive benchmarking,
secara spesifik masing-masing business drivers diperbandingkan dengan perusahaan yang menjadi acuan.Untuk masing-masing driver bisa saja perusahaan yang berbeda,namun sebaliknya bisa juga terjadi ada beberapa driver berada pada perusahaan acuan yang sama.

Customer benchmarking, bagaimana pandangan konsumen dan pelanggan terhadap keseluruhan: product quality (mutu produk), price (harga), customer service (layanan pelanggan), delivery speed (kecepatan penyerahan barang), dan delivery reliability (tingkat kepercayaan dalam penyerahan barang). Semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen atau pelanggan terhadap hal ini akan membuat posisi perusahaan di mata konsumen atau pelanggan semakin kuat.

Financial benchmarking, dengan menggunakan RONA (return on net asset) akan diketahui business driver mana yang paling tinggi memberikan return. Best practice benchmarking, waktu dan biaya adalah dua faktor yang signifikan dari performa bisnis.

Benchmarking
atas dua faktor ini akan banyak meningkatkan kinerja dan performa perusahaan. Ada tiga keuntungan diperoleh melalui benchmarking terhadap dua faktor ini:
a. Mengurangi cost of waste (error)–biaya karena kesalahan,
b. Menurunkan cost of conformance (prevention)– pencegahan sebelum kesalahan terjadi, antisipasi,
c. Penyederhanaan proses.

Benchmarking
bukanlah sebuah metode yang dipakai sesekali, atau cukup sekali sepanjang umur perusahaan, melainkan sebuah proses yang terus menerus dan berkala, tergantung kebutuhan dan urgensinya, setidaknya satu tahun satu kali, kala memasuki anggaran baru.

Banyak manajer yang ahli dalam mempersiapkan
business (annual) plan namun melupakan sebuah proses penting yaitu benchmarking, sehingga dalam business plan tidak terakomodasi. Tidaklah berlebihan untuk membentuk sebuah tim dalam rangka membuat benchmarking yang terarah dengan mengikut sertakan posisi kunci dari tiaptiap departemen atau divisi yang terkait; tim yang cukup menguasai informasi yang diperlukan dan memiliki daya analisa yang tajam.

Benchmarking
akan memaksa perusahaan untuk terus menerus memperbaiki diri dan pada suatu saat dengan mempersatukan beberapa faktor atau business drivers menjadi terbaik, tanpa terasa perusahaan akan mengalami kemajuan yang pesat dan berdaya saing unggul dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya.

Benchmarking adalah action-oriented, bukan sekadar analisa dan teori atau hipotesis. Oleh karena itu, tingkat akurasi, ketajaman dalam menganalisa, dan kemampuan dalam melakukan pemilihan atas faktor atau business drivers yang berpengaruh sangatlah penting, dan setelahnya perbaikan harus berjalan. Untuk itulah, sangat diperlukan komitmen dan dukungan top manajemen dan para senior.

*) Dari artikel DR Eliezer H Hardjo Phd CM, Anggota Dewan juri Rekor Bisnis (ReBi) & Institute of Certified Professional Managers yang dipublikasikan di Harian Seputar Indonesia

Sabtu, 14 Januari 2012

TIPS MEMBUAT BROWNIES KUKUS

Sekedar berbagi pengalaman membuat brownies kukus yang lembut, beraroma coklat, dan lembab. Gak perlu menggunakan emulsifier sudah bisa kembang kok (hati hati, benda ini kurang baik untuk tubuh kita).
  1. Takaran harus betul. Berhubung belum jadi pakar memasak yang punya feeling so good terhadap bahan bahan, mau tidak mau kita menggunakan ‘senjata’ timbangan dan gelas ukur.
  2. Cara mengocok harus betul
  3. Pastikan wadah kocokan bersih dan kering. Lebih bagus menggunakan wadah dari logam (wadah plastik yang berminyak dapat menghambat telur menjadi berbusa, jadi waktu pengocokan lebih lama). Kocok awal memakai low speed, ketika mulai berbusa banyak, tingkatkan ke medium, lalu high. Cara ini menghasilkan adonan yang lembut. Setelah adonan meninggalkan jejak, atau lambat turun ketika diambil dengan sendok, berarti adonan siap dicampur.
  4. membuat tim coklat harus betul
    Sebaiknya coklat di tim bersamaan dengan pengocokan telur, sehingga ketika telur naik, coklat sudah tidak terlalu panas. Gunakan api kecil dan double boiler agar tidak ada air di bawah yang naik ke atas coklat (biar coklat tidak berubah warna). Pastikan coklat sudah hangat ketika masuk dalam adonan( kalau masih panas, brokus akan bergelombang). Biar tidak beku, tinggalkan coklat dalam panci tim dan air kukusan( biar suhu stabil karena air hangat)
  5. Campurkan coklat yang sudah dicampur minyak goreng ke dalam adonan (speed tinggi)aduk rata.
  6. Campurkan terigu dan coklat yang sudah diayak menggunakan spatula- kalo pake mikser, bolu menjadi berserat kasar, karena gluten dari terigu mulai terbentuk (yang untuk bikin roti itu lho)
  7. Masukkan dalam panci kukusan yang airnya sudah mendidih
  8. Kukus selama kurang lebih 30 menit dengan api sedang (api besar menyebabkan brownis kasar dan kering)
  9. Jangan lupa tutup kukusan agar tak ada air menetes dalam kue.

  10. Ketika sudah matang, langsung angkat dari kukusan agar kue tidak berair.
    Hasilnya: 

Rabu, 11 Januari 2012

WEDDING CAKE BUSINESS


Minggu, 08 Januari 2012

European Bread


Awal mula roti berada di Indonesia yang dikenal yaitu roti tawar saat zaman penjajahan bangsa Belanda.  Sejak saat itu Indonesia mengenal roti sebagai kudapan. Roti yang dikenal di Indonesia tidak hanya roti manis dengan berbagai filling dan toping, tetapi juga roti eropa yang rasanya lebih asin. Santapan roti eropa di Indonesia memang sudah terbilang menjamur. Tidak hanya hotel-hotel berbintang yang menjual European Bread. Bahkan bakery-bakery yang menjajakan European Bread di Indonesia pun sudah bermunculan sejak era 70’an. Sebagai negara jajahan bangsa asing termasuk bangsa Eropa, banyak para ekspatriat maupun turis yang berdatangan di Indonesia. Hal itu menjadi sebuah peluang para bakers untuk membuat sebuah makanan sesuai lidah para turis, termasuk roti sebagai makanan pokoknya. Namun, saat ini roti eropa tidak hanya untuk para ekspatriat. Animo masyarakat Indonesia terhadap roti eropa cukup baik. Seiring banyaknya orang Indonesia yang sekadar melancong bahkan bersekolah di luar negeri. Kehidupan selama di wilayah barat tentu membawa pengaruh pada budaya kulinernya. Hal itu menjadi strategi para produsen bakery untuk mematok pasarannya pada masyarakat middle up yang tinggal di wilayah perkotaan yang telah teradopsi budaya barat pada kehidupan sehari-hari. Heru Laksana, selaku Konditor Meister, menambahkan bahwa esensi roti eropa berbeda dengan roti lainnya. Artinya, roti tersebut sangat berpengaruh pada proses pembuatan roti yang membutuhkan optimalisasi dan totalitas yang tinggi yang diperkuat dengan pengetahuan dan pemahaman terhadap cita rasanya. “Akan tetapi, sangat disayangkan bakery di Indonesia yang menjajakan roti eropa, mereka lebih mempelajari bagaimana cara pembuatannya, tanpa mempelajari esensi pembuatan dan gaya makan roti itu sendiri yang sangat mengedepankan seni pembuatan menggunakan tangan dan pengetahuan terhadap bahannya. Susahnya, bila para bakers membuat roti eropa hanya membuat berdasarkan resep roti tetapi tidak pernah  melihat bentuk dan makan rasa sebetulnya. Karena pada dasarnya dalam membuat roti eropa betul-betul harus menyenangi seni membuat roti. Kita tidak bisa membuat roti sekedar melihat resep roti, jumlah bahannya, takaran bahannya, cara mengaduknya, cara membuatnya, dan pembuatan roti itu bukan hanya sekadar untuk jadi, tapi kepuasan hasil pembuatan sampai pada cita rasa yang menggiurkan. Teknik itulah yang masih jarang orang tahu di Indonesia. Karena orang Indonesia jarang mempelajari lebih dalam mengenai teknik pembuatan roti eropa,” pesan Heru di akhir wawancara. Teks: Eka Michelina, Foto: Dok. Bakery Indonesia.




Jumat, 06 Januari 2012

Traditional Cake Menembus Pasar Elit

Rabu, 04 Januari 2012

Panettone


Senin, 02 Januari 2012

LELAH DI "BURUNG BESI", MANTAP MENDARAT DI BISNIS BAKERY



Pernah mendengar pribahasa dari negeri Arab, “Man Jadda, Wa Jada’? pribahasa tersebut sudah tak asing lagi di telinga. Walaupun masih banyak yang tak paham maknanya, paling tidak, pribahasa ini begitu familiar di Negeri kita. “Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan menuai hasil”. Begitu kira-kira arti pribahasa tersebut.
Dan agaknya, pantaslah pribahasa ini ditujukan kepada Nazwa. Bukan sembarang nama. Tapi Nazwa adalah sebuah toko kue yang sudah malang melintang lebih dari 10 tahun di dunia per-bakery-an.
Berdiri tanggal 1 July 1997, Nazwa belumlah besar seperti sekarang. Dulunya hanya sebuah warung donat. Seperti namanya, warung donat ini hanya menjual donat. Selain dijual eceran, donat-donat ini juga dijual kepada distributor-distributor yang membeli dalam partai besar. Biasanya, para distributor tadi menjual lagi donat secara eceran ke warung-warung.
Nazliana Fadlin nama pemilik warung donat tersebut. Ibu tiga anak ini sangat gigih mengelola usahanya. Berawal dari warung donat, kini ia bisa membangun 1 counter lagi, beralamat jalan Mojopahit No. 71 B Medan. Tidak hanya menjual donat, tapi juga bermacam-macam roti. “Di cabang baru ini, tempatnya rame. Mudah dijangkau masyarakat. Lagipun, daerahnya memang lokasi penjualan bakery. Dibuka sudah 4 tahun lalu, tanggal 1 Spetember 2003,” ujarnya memberi penjelasan tentang penambahan cabang ushanya.
Memasuki kawasan ‘Nazwa’, siap-siaplah aroma roti menusuk hidung. Wangi ‘pembakaran’ kue menohok perut untuk segera mencicipi kue olahan Nazwa. Sore itu, Nazliana tengah bersantai bersama kedua anaknya di halaman depan rumah mereka. “Hallo Mbak” sapanya ramah. “Mau beli kue?” tanya Nazliana dengan senyum menghiasi wajahnya. Tak sulit  mengakrabkan diri dengan Nazliana. Kepribadiannya yang sederhana, ramah dan selalu tersenyum, membuat komunikasi berjalan lancar. Mengalir begitu saja diselingi tawa, seakan-akan  sudah lama mengenalnya. Istri seorang Dosen sastra ini memang piawai memikat pembeli.
Ternyata, Nazliana membidani sendiri usahanya. “Kuncinya, belajar, belajar dan terus belajar. Jangan pernah menyerah. Memang, sangat susah untuk memulai sesuatu. Tapi, kalo sudah tekad dalam hati, tak ada yang bisa menghentikan” ujarnya berpilosofi. Ia mengajak saya melongok ke ruang paling belakang, tempat roti-roti nya diolah dan dibakar. Nampak para karyawan sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Terdengar suara bising mesin-mesin pembuat kue. Sendok, oven, sutel, kuali, dan berbagai alat ‘perang’ lainnya saling beradu di sana. Ramai sekali. Setelah roti-roti tersebut selesai di proses, mereka siap packing, untuk dibawa distributor atau pelanggan tetap. Tapi, ada juga di tempatkan di stelling kaca, di tata rapi sesuai dengan jenisnya. “Untuk jual eceran”, kata Nazliana. Ada brownies, bolu, kue sus, black forest, risol, bika ambon kue khas Medan, dan banyak lagi jenis kue yang tak saya kenal namanya.
Melihat prospek cerah bisnis bakery nya, ia pun mulai melebarkan sayap, mengembangkan usahanya. Terbukti, Nazwa mendapat tempat khusus di hati pembeli. “Mitra saya ada 20-an. Seperti Toko Madina Syariah dan Berastagi Buah. Mereka langganan tetap saya,” tutur Nazliana tanpa bermaksud menyombongkan diri. Selain itu Nazwa juga menerima order tetap dari hotel-hotel. Biasanya untuk jamuan awal atau makanan pembuka. Seperti sarapan pagi atau session coffe break. Hotel-hotel tersebut mempercayakan Nazwa menghandle makanan mereka. “Seperti Hotel Dharma Deli, Hotel Danau Toba, dan Hotel Tiara. Kalau ada acara di hotel-hotel itu, pesan kuenya pasti ke Nazwa,” ungkap Nazliana yang pernah bekerja selama 8 tahun di maskapai penerbangan Sempati Air. Tekad dan keinginan untuk mandiri lah yang membawa Nazwa berwirausaha. Ia tak mau selamanya hidup jadi orang upahan. Berbekal sedikit pengetahuan tentang mengolah tepung menjadi roti, Nazli mantap berdikari, melangkahkan kaki menjadi pebisnis bakery. Saat ini, tak ada yang tidak mengenal Nazwa.
Nama Nazwa adalah gabungan dari nama Nazliana dan Naswa, anak bugsunya. Tak perlu ia repot-repot menempah nama hoki untuk bisnis bakery nya. Bagi Nazliana, menjaga mutu dan kualitas roti adalah hal yang paling penting dalam berusaha. Selanjutnya, keramahtamahan, turut menjadi kunci agar usaha tak ditinggal pergi pembeli.
Lokasi Nazwa sangat strategis. Dan bisa dibilang menguntungkan. Bagaimana tidak. Hanya bisnis bakery milik Nazwa yang berdiri di sana, terletak di area padat penduduk dan berhadapan dengan universitas swasta terkenal pula, yaitu jalan Kapten Muchtar Basri No. 110, Medan. Otomatis, hampir seluruh masyarakat dan mahasiswa setempat tumplek di tokonya.
Selain itu, Nazwa juga membuka cafetaria, tempat kongkow-kongkow sekedar meluangkan waktu santai sambil menikmati makanan dan minuman ringan. Ada 10 meja nangkring di sana. Tiap meja di kelilingi 4 sampai 5 kursi. Dipayungi tenda balon warna hijau tua dan berlantai marmar. Café Nazwa sangat sederhana. Membuat orang ringan langkah untuk singgah. Tak seperti café-café kebanyakan, style-nya sangat glamour dan lux. Tapi, menu nya biasa-biasa saja. Bahkan harganya pun mahal. Kurang pas dikantong. Berbeda dengan Nazwa. Mengambil konsep alam terbuka, pengunjung bisa merasakan semilir angin dan melihat indahnya bunga. Cukup inspiratif. Lalu lalang kendaraan, celoteh riang anak-anak muda, plus hembusan aroma pembakaran roti, menambah marak suasana. Lagipun, tak perlu gelisah memikirkan berapa potong roti sudah masuk ke perut. Roti Nazwa cukup murah. ‘Masih’ ada harga Rp.600/potong di zaman sesulit ini. Nampak para pembeli yang sebagian besar mahasiswa nongkrong di café nya. Baik yang break dari aktivitas kuliah, maupun yang mampir sebelum perkuliahan mereka dimulai. Mereka duduk memenuhi setengah dari meja-meja tadi, asik menikmati kue Nazwa seraya bercengkrama. Lezat, lembut dan ma’nyes nya (seperti kata Pak Bondan dalam Program Wisata Kuliner nya) kue Nazwa olahan tangan Nazliana.
Sehari-hari, Nazwa bisa membuat 25 jenis kue. Tiap kue banyaknya 200 potong. Ada lapis legit, cake, bolu pandan, Blondi Pisang, donat hingga kue basah. Melihat banyaknya orderan-orderan dari hotel-hotel langganan, mitra-mitra tetap, sampai eceran-eceran, keuntungan yang diperoleh Nazwa cukup besar. Begitupun, ia tidak mengambil keuntungan yang sangat tinggi. Menurut Nazliana, ia hanya memperoleh keuntungan 20% dari penjualan. “Ya…misalnya penjualan sampai Rp. 100.000.000,- dan keuntungannya 20% dari seratus juta tadi. Kita gak ambil untung banyak. Yang penting, setiap diproduksi kue bisa habis terjual” katanya mengakhiri pertemuan kami sore itu. Tak disangka, Nazliana membontoti saya dengan cake coklatnya. Pas benar, sudah lama lidah ini tak mengecap lezatnya cake coklat. Apalagi buatan nazwa. Ma’nyuusss…